Mengenal Penyakit Stroke seperti yang Diderita Hari Moekti

Senin, 25 Juni 2018 - 14:29 WIB
Mengenal Penyakit Stroke seperti yang Diderita Hari Moekti
Mengenal Penyakit Stroke seperti yang Diderita Hari Moekti
A A A
JAKARTA - Hari Moekti meninggal dunia di Cimahi, Jawa Barat, pada Minggu pukul 20:49 WIB. Mantan rocker yang beralih profesi sebagai dai ini dikabarkan meninggal karena penyakit jantung, tetapi kemudian disebut-sebut terkena stroke.

Seperti diketahui, stroke merupakan kondisi di mana pasokan darah terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Sementara, tak ada darah yang mengalir, membuat otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, akibatnya sel-sel pada sebagian otak akan mati. Kondisi ini membuat tubuh yang dikendalikan oleh area otak menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi.

Parahnya, penyakit ini bisa membuat sel otak mati hanya dalam hitungan menit. Namun, dengan penanganan yang cepat dan tepat,hal ini dapat meminimalkan kerusakan. Dampak paling ringan yang disebabkan stroke adalah kecacatan yang memicu penderitanya lumpuh.

Stroke bahkan berdampak pada kematian penderita apabila tidak segera ditangani. Karena itu, deteksi dini penyakit stroke menjadi penting untuk diketahui guna meminimalisasi risiko.

Seperti diketahui, masa yang tidak boleh terlewati pasien stroke agar mendapat penanganan dini hanya 3 jam setelah stroke menyerang. Stroke kerap terjadi secara tiba-tiba dan gejala awal stroke ditandai dengan sakit kepala.

Sayang, gejala ini kerap dinilai sebagai gangguan kesehatan biasa saja sehingga banyak yang mengabaikan, meski pada dasarnya gejala stroke setiap pasien berbeda-beda.

Meski demikian, ada tiga gejala umum stroke yang mudah diketahui, yakni wajah terlihat menurun satu sisi sehingga membuat pasien tidak bisa tersenyum.

Penderita stroke juga tidak bisa mengangkat salah satu lengan karena lemah atau mati rasa. Gejala umum lainnya adalah tidak jelas saat berbicara atau tidak bisa bicara sama sekali meski dalam keadaan sadar.

Umumnya pasien stroke juga mengalami gejala lain. Selain sakit kepala hebat, pasien penyakit ini juga mengalami mual dan muntah, penurunan kesadaran, sulit menelan, gangguan pada keseimbangan dan koordinasi serta hilangnya penglihatan secara tiba-tiba.

Dibandingkan pria, wanita lebih berisiko tinggi menderita stroke karena menstruasi sebelum usia 10 tahun, menopause sebelum usia 45, tingkat rendah hormon dehydroepiandrosterone (DHEAS) dan penggunaan pil KB.

"Banyak orang tidak menyadari bahwa perempuan menderita stroke lebih sering daripada pria dan angka kematian jauh lebih tinggi di kalangan wanita. Riwayat komplikasi kehamilan juga dapat mengindikasikan risiko stroke yang lebih tinggi. Masalah ini meliputi diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi selama atau segera setelah kehamilan,” kata peneliti Dr Kathryn Rexrode seperti dilansir dari WebMD.

Sedangkan riset kesehatan dasar (RISKESDAS) Kementrian Kesehatan pada 2013 menunjukkan lebih dari 2 juta penduduk atau 12 dari 1000 penduduk menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5344 seconds (0.1#10.140)